Penelitian Pengembangan
I. Pendahuluan
Teknologi
Pendidikan memiliki lima kawasan, yaitu; perencanaan, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan dan penilaian. Setiap kawasan tersebut memiliki teori yang
mendukung dan sub kawasannya. Dalam bahasan ini akan dibahas tentang penelitian pengembangan. Dimana
pada penelitian pengembangan untuk penelitiannya terfokus pada
penelitian baru seperti multimedia
pembelajaran, desain teks dan grafis, pembelajaran berbasis web dan
pembelajaran jarak jauh.
II.
Pengembangan
A. Pengertian Penelitian
Pengembangan
Pengembangan
adalah proses penterjemahan spesifikasi rancangan ke dalam bentuk fisik. Jika
pada penelitian desain, bentuk hasil
penelitian lebih banyak pada kawasan ide dan model, maka penelitian pengembangan akan
lebih terkonsentrasi pada wilayah pengembangan media, metode, materi, dan pengelolaan kelas.
Penelitian ini mencakup banyak
variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran yang timbul karena dorongan
teori dan desain.
Namun
demikian, penelitian
pengembangan tidak hanya terdiri dari perangkat keras pembelajaran, seperti pengembangan
media yang secara umum dapat dikategorikan sebagai perangkat pembelajaran yang
berupa “hardware” melainkan juga mencakup perangkat lunak seperti bahan-bahan
visual dan audio serta program atau paket yang merupakan bagian dari
masing-masingnya.
Ada
keterkaitan antara teknologi dan teori dalam penelitian pengembangan ini untuk desain pesan dan
strategi pembelajaran yang digunakan. Hal ini dapat dijelaskan dengan adanya
pesan yang didorong oleh isi, strategi pembelajaran yang didorong oleh teori
dan teknologi seperti perangkat keras, perangkat lunak dan bahan pembelajaran.
inilah yang merupakan tenaga penggerak kawasan pengembangan. Berangkat dari
asumsi tersebut, dapat merumuskan dan menjelaskan berbagai jenis media
pembelajaran dan karakteristiknya. Namun ini bukan menjadi langkah untuk
mengkategorikan tetapi sebagai langkah elaborasi dari karakteristik
prinsip-prinsip teori dan desain yang dimanfaatkan oleh teknologi.
B.
Adapun alasan
dan tujuan Penelitian penegembangan adalah:
Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa kita perlu
melakukan penelitian pengembangan. Menurut Van De Akker (1999) ada beberapa
alasan yang mendasari pentingnya penelitian pengembangan, yaitu:
1. Alasan pokok bahwa kebanyakan pendekatan penelitian
“tradisonal” (misalnya penelitian eksperimen,korelasi dll) yang focus penelitian hanya mendeskripsikan
pengetahuan, jarang memeberikan hasil yang berguna dalam memecahkan
masalah-masalah rancangan dan pengembangan dalam pembelajaran atau pendidikan.
2. Alasan lainnya adalah adanya suatu ambisi dan keadaan
yang sangat kompleks dari banyaknya kebijakan dalam reformasi pendidikan,
sehingga diperlukan pendekatan penelitian yang lebih baik.
3. Kebanyakan dari penelitian pendidikan pada umumnya
hanya mengarah kepada yang kurang baik, karena kekurangan bukti yang relevan
dan kurangnya hubungan dengan pembuat kebijakan.
Sedangkan
tujuan penelitian pengembangan adalah:
Menurut Van
Den Akker ada dua tujuan penelitian pengembangan, yaitu: (1) Untuk pengembangan
produk dan, (2) untuk merumuskan saran-saran metodologis untuk merancang dan
mengevaluasi.
Melihat
begitu banyaknya manfaat yang dapat di ambil dari penelitian pengembangan,
menurut Van Den Akker (1999) tujuan penelitian penelitian pendidikan didasarkan
dari berbagai bidang/kawasan:
1. Pada bidang
kurikulum
Tujuan utamanya adalah untuk memberitahukan proses
pengambilan keputusan selama pengembangan sebuah produk atau program untuk
memperbaiki produk tersebut, mengembangkannya dengan kemampuan pengembang untuk
menciptakan berbagai hal dari jenis itu di situasi kedepannya.
2. Pada bidang
teknologi dan media
Tujuannya adalah untuk meningkatkan proses perencanaan
pengajaran, mengembangkan, dan mengevaluasi berdasarkan situasi pemecahan
masalah khusus lainnya/prosedur pemeriksaan.
3. Pada bidang
pelajaran dan pengajaran
Tujuannya adalah untuk mengembangkan perencanaan
lingkungan belajar, perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari
pengamatan dan pembelajaran, serta dengan serempak mengusahakan untuk berperan
dalam pemahaman ilmiah
4. Pada bidang
pendidikan guru
Bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam
meningkatkan keprofesionalan para guru,menyempurnkan perubahan dalam suatu
pengaturan khusus bidang pendidikan. Bertujuan untuk membantu menjadikan
pengembangan menjadi suatu hal yang interkatif.
Di dalam Penelitian
pengembangan mencakup fungsi-fungsi desain, produksi dan penyampaian. Maka suatu bahan dapat didesain dengan menggunakan
satu jenis teknologi, diproduksi dengan menggunakan yang lain dan disampaikan
dengan cara yang lain lagi. Meski ada perpaduan seperti itu, tetap akan ada
yang namanya tumpang tindih antara sesuatu yang baru dengan yang lama. Namun
dalam era digital sekarang ini sangat dimungkinkan untuk saling mengintegrasikan
teknologi lama dan baru sehingga dapat
saling menguntungkan.
Dari
satu teknologi ke teknologi lainnya, itu akan selalu ada pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini, berakar
pada produksi media. Menurut Barbara Seel ada empat kategorisari dalam kawasan
pengembangan, yaitu:
1.
Teknologi cetak
Teknologi
cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperi buku-buku
dan bahan visual terutama melalui proses
pencetakan mekanis atau fotografis.
Teknologi
cetak dikembangkan berdasarkan strategi pembelajaran lain. Secara khusus
teknologi cetak mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.
Teks dibaca secara
linear sedangkan visual direkam menurut ruang
b.
Keduanya biasanya
memberikan komunikasi saru arah yang pasif
c.
Keduanya berbentuk
visual statis
d.
Pengembangannya sangat
tergantung kepada prinsip-prinsip linguistik dan perseprsi visual
e.
Keduanya berpusat pada
pebelajar
f.
Informasi dapat
diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai
2.
Teknologi audiovisual
Teknologi
audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio
dan visual.
Karakteristik
teknologi audiovisual diantaranya adalah:
a.
Bersifat linear
b.
Menampilkan visual yang
dinamis
c.
Secara khas digunakan
menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer
d.
Cenderung merupakan
bentuk fisik dari gagasan yang riil dan abstrak
e.
Dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif
f.
Sering berpusat pada
guru, kurang memerhatikan interaktivitas belajar pebelejar
3.
Teknologi berbasis
komputer
Teknologi
berbasis komputer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor
Karakteristik
teknologi berbasis komputer adalah:
a.
Digunakan secara acak
atau tidak berurutan, disamping secara linear
b.
Dapat digunakan sesuai
dengan keinginan pebelajar maupun menurut cara yang dirancang oleh desainer
c.
Gagasan-gagasan
biasanya diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol dan grafis
d.
Prinsip-prinsip ilmu
kognitif diterapkan selama pengembangan
e.
Belajar dapat berpusat
pada pebelajar dengan tingkat interaktifitas yang tinggi
4.
Teknologi terpadu
Teknologi
terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer.
Pembelajaran
menggunakan teknologi terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.
Dapat digunakan secara
acak atau tidak berurutan disamping secara linear
b.
Dapat digunakan sesuai
dengan keinginan pebelajar, di samping menurut cara seperti yang dirancang oleh
pengembangnya
c.
Gagasan-gagasan sering
disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman pebelajar dan dibawah
kendali pebelajar
d.
Prinsip-prinsip ilmu
kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam mengembangkan dan pemanfaatan
bahan pembelajaran
e.
Belajar dipusatkan dan
diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan terbentuk
pada saat digunakan
f.
Bahan belajar
menunjukkan interaktifitas pebelajar yang tinggi
g.
Sifat bahan yang
mengintegrasikan kata-kata dari banyak sumber media
Proses
pengembangan pembelajaran tergantung pada prosedur desain, akan tetapi prinsip-prinsip
utamanya diturunkan dari hakikat komunikasi dan proses belajar. Jadi teori yang
sangat berguna dalam pengembangan adalah teori berfikir visual. Karena
unsur-unsur visual digunakan untuk membuat pertanyaan visual yang memberikan
dampak besar terhadap proses belajar orang disemua usia.
Sedangkan
penelitian dan teori yang mempengaruhi subkategori dari penelitian pengembangan adalah
penelitian pendukung yang cenderung bersifat pengembangan, seperti halnya
penelitian yang dilakukan sebagai bagian dari penilaian sumatif dan formatif.
Dan serangkaian teknik telah bermunculan dan disempurnakan sebagai akibat adanya penelitian tersebut.
Pada
era perkembangan teknologi komputer, teknik-teknik baru muncul akibat dari
hasil penelitian pengembangan dan kreatifitas si pemakai. Sebagian besar
prinsip-prinsip yang mengacu pada teknologi yang lebih baru berakar pada
penelitian dan teori terdahulu yang banyak terkait dengan teknologi audiovisual
tradisional. Pada saat terjadi kelangkaan kerangka teoritis yang jelas mengenai
penelitian media, peranan media pembelajaran telah menjadi hal yang sangat
penting di bidang ini. Bertahun-tahun sejumlah peneliti melakukan eksperimen
yang dikenal dengan studi perbandingan media yang mencoba untuk
mendemonstrasikan efektifitas suatu media dibandingkan dengan media yang lain.
Penelitian seperti ini telah memacu perbaikan-perbaikan dengan proses pemilihan
media.
C. Kebutuhan Dasar
Pebelajar dalam Pengembangan
Dalam melakukan pengembangan perlu
memperhatikan dan memahami kebutuhan psikologi dasar pebelajar. Hal ini
berkaitan dengan bagaimana memahami keuntungan dari penggunaan yang tepat
antara guru yang kreatif dan keadaan kelas yang selalu relatif berubah. Satu
pendekatan yang dapat dilakukan dalam memahami pebelajar yang tidak produktif
di kelas dengan merespon pebelajar yang tidak memiliki kebutuhan dasar terhadap
lingkungan yang belum menentukan sikap seorang pebelajar.
D. Fokus pengembangan
Menurut Richey, Ketika
masalah penting telah diidentifikasi, tugas selanjutnya adalah memfokuskan
masalah sedemikian rupa sehingga usaha penelitian dapat mengarah pada pengetahuan baru yang spesifik bagi bidang
ilmu tersebut.
Merubah Masalah Penelitian Menjadi Pertanyaan Penelitian
Karena ada berbagai strategi
pemfokusan unik yang ada
dalam penelitian pengembangan, seperti di semua penelitian, proses yang dihasilkan dalam
serangkaian pertanyaan penelitian dan
masalah
yang dipilih untuk studi tersebut. Hal ini melibatkan proses perubahan topik umum menjadi
pertanyaan yang lebih spesifik yang akan membatasi studi tersebut. Dalam proses
ini, topik penelitian dipersempit. Gambar dibawah
menyimpulkan proses penyempitan ini.
Menulis
Pertanyaan penelitian
Mengidentifikasi
dan
mengoperasikan variable
Mengidentifikasi komponen masalah
Mengidentifikasi
masalah dan ruang lingkup masalah
Pengidentifikasian
masalah penelitian dan komponen-komponennya, pengidentifikasian dan pengopersionalan
variabel dan menuliskan pertanyaan penelitian adalah komponen penting dalam
perencanaan penelitian. Tugas
perencanaan ini juga membutuhkan pertimbangan matang mengenai penelitian pengembangan.
Alat ukur yang dilakukan secara Umum
Seseorang harus membuat beberapa
keputusan standar ketika menentukan parameter tentang studi desain dan
pengembangan studi. Hal ini meliputi:
·
Apakah semua fase
siklus desain dan pengembangan dapat dilakukan, atau apakah penelitian akan
terkonsentrasi pada satu aspek tertentu saja?
·
Apakah penelitian akan
dilakukan ketika kegiatan desain dan poengembangan sedang berlangsung atau
apakah data akan dikumpulkan berdasarkan program instruksional atau intervensi
performas yang telah didesain dan dikembangkan sebelumnya? Atau apakah kedua
pilihan akan dipertimbangkan?
Namun parameter kebutuhan lain,
bervariasi tergantung pada apakah seseorang melakukan penelitian tentang
produk,alat atau model.
Kebanyakan penelitian desain dan
pengembangan dilakukan selama pendesainan produk dan alat. Ketika menentukan
parameter tentang tipe studi ini, pertimbangan – pertimbangan berikut harus
diperhatikan:
·
Apa yang akan menjadi
ruang lingkup studi tersebut? Apakah ruang lingkup tersebut akan mengarah pada
analisa kebutuhan dan tujuan? Apakah akan mengarah pada intervensi perencanaan
dan produksi, materi dan kegiatan? Apakah akan mengarah pada pencobaan serta
revisi materi dan aktivitas-aktivitas ini?
·
Apakah evaluasi data
akan dikumpulkan dan dilaporkan? Apakah evaluasi formatif,m summatif dan / atau
konfirmatif akan dilaksanakan?
·
Apakah hasil-hasilnya
akan digunakan? Apakan interaksi siswa-siswa, siswa – guru, atau
siswa-teknologi akan diinvestigasi? Apakah reaksi, pembelajaran, performa atau
baliknya modal juga diperhitungkan?
Menurut Barbara
Seel, penelitian pengembangan itu merupakan
software dan
hardware pembelajaran, seperti multimedia
pembelajaran dan desain teks-grafis merupakan pengembangan berbentuk fisik dan pembelajaran
berbasis web dan pembelajaran jarak jauh sebagai hasil penelitian berbentuk
nonfisik.
Dari
dua golongan hasil penelitian pengembangan tersebut, maka kita akan melihat
kecenderungan dari dua pendekatan metodologi penelitian yang digunakan. Yaitu
metodologi kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan penelitian di wilayah
Teknologi pendidikan, seperti yang diungkapkan oleh Barbara Seel, terjadi pergeseran paradigma dari paradigma
kuantitatif ke kualitatif.
Menurut
Barbara Seel, awal penelitian lebih terfokus pada penelitian kuantitatif. Hal
itu terjadi karena perkembangan Teknologi Pendidikan tidak terlepas dari perkembangan
penggunaan teknologi yang pada masa itu hanya dapat diukur dengan angka-angka.
Seperti pengaruh penggunaan radio pada tentara Amerika di perang dunia ke II.
Kemudian
pada perkembangannya, ketika sampai kepada ranah Teknologi Pendidikan, yang
pada awalnya hanya membahas tentang media pembelajaran kepada wilayah disiplin
ilmu dan profesi maka penelitian di bidang Teknologi Pendidikan mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Salah satu bentuk perkembangan itu adalah
bergesernya paradigma penelitian dari paradigma penelitian kuantitatif ke
penelitian kualitatif. Menjadi penting untuk diingat bahwa penelitian
kuantitatif tidak serta merta menjadi tidak sah untuk dilakukan, tetapi hanya
ketertarikan saja yang bergeser.
Jadi
sebelum memasuki tempat penelitian, peneliti harus memiliki perspektif sendiri
tentang keadaan standar atau idealnya bagaimana pelaksanaan seharusnya. Dari
perspektif itu, baru si peneliti dapat
mengembangkan sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi dari keadaan
yang sedang berlangsung. Hal itu berdasarkan pada teori belajar yang mendasari
penelitiannya.
Kebanyakan
model penelitian pengembangan ini sangat berkaitan erat dengan pengelolaan
kelas dalam proses pembelajaran. Beranjak dari pendapat tersebut, maka seorang
peneliti pengembangan akan memberikan perhatian khusus pada aspek perilaku
siswa yang terjadi di dalam kelas. Oleh karena pada penelitian kualitatif
instrument utamanya adalah peneliti maka menjadi wajib hukumnya bagi peneliti
untuk mengetahui latarbelakang siswa. Baik latar belakang siswa secara individu
dan latar belakang siswa secara sosial. Berdasarkan latar belakang tersebut,
peneliti bisa mendapatkan kesimpulan awal terhadap apa yang sedang terjadi.
Dari hal itu pun akan diketahui apa yang dibutuhkan. Dan peneliti memiliki
asumsi awal tentang permasalahan yang sedang terjadi.
E. Model
Penelitian Pengembangan
Menurut
Richey, ada beberapa Model Penelitian Pengembangan adalah:
·
Pengembangan model
Model pembelajaran yang dihasilkan merupakan model
pembelajaran yang didasari oleh analisis kebutuhan pebelajar dan lingkungan
pebelajaran.
·
Validasi model
Model pembelajaran yang dikembangkan yang dikembangkan
dalam penelitian ini akan dikatakan memiliki validasi yang baik ketika mampu
mengukur penguasaan materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
·
Penggunaan model
Penelitian desain dan
pengembangan yang fokus pada penggunaan model biasanya dicirikan sebagai
sesuatu yang bisa deskriptif maupun exploratif. Penelitian exploratif mengarah
pada proses-proses terjadi secara alami. Contohnya meliputi studi Le Maistre
(1998) mengenai performa evaluasi formatif ahli dan studi Visscher-Voerman dan
Gustafson (2004) mengenai paradigma. Di pihak lain, penelitian deskriptif
cenderung fokus pada penggunaan model tertentu, seperti pada studi Roytek
(2000) mengenai teknik prototipe rapid. Studi-studi ini juga mewakili tiga jalur
utama studi – penelitian penggunaan model mengenai kondisi yang memberi dampak
pada penggunaan model, penelitian pengambilan keputusan desainer dan ahli
desain sserta penelitian karakteristik. Walaupun ketiga studi ini menggunakan
desain penelitian yang berbeda, desain-desainnya semuanya cenderung menjadi
lebih kualitatif. Ini merupakan ciri-ciri penggunaan model dalam penelitian.
Kami akan mengkaji metode yang digunakan dalam setiap studi ini.
F.
Langkah-langkah Penelitian Pengembangan
Menurut Akker ada
4 tahapan penelitian pengembangan:
1.
Pemeriksaan
pendahuluan
Ada beberapa kegiatan yakni; konsultasi dengan ahli,
analisis tentang ketersediaan contoh untuk tujuan yang ada dan merinci
kebutuhan.
2.
Menyesuaikan
dengan teori
Usaha yang lebih sistematis dibuat untuk menerapkan
dasar pengetahuan dalam menyampaikan dasar pemikiran untuk pilihan rancangan.
3.
Pengujian
empiris
Dalam pengujian empiris ini kita membutuhkan bukti
yang jelas tentang keefektifan dan kepraktisan dari yang kita kembangkan
4.
Dokumentasi,
analisis dan refleksi pada proses dan hasil
Semua data dokumentasi dikumpulkan, di analisis dan
melakukan refleksi dari proses pembelajaran yang dilakukan.
G.
Sampel Penelitian pengembangan
1. Random sampling / Sampel acak
menggunakan teknik
sampling acak agar studi mereka akan memenuhi kondisi populasi. Ini terjadi ketika
hasil yang diperoleh dari suatu sampel pada populasi yang lebih besar yang
mereka wakili. Sampel acak berarti bahwa setiap anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih berpartisipasi dalam penelitian.
2.
Sampel Bertujuan
Peneliti yang melakukan
penelitian kualitattif biasanya menggunakan teknik yang disebut sampel
bertujuan ( kriteria) untuk memilih peserta dan setting. Peserta dipillih untuk disesuaikan
dengan kriteria studi, tujuan
sampel bertujuan untuk memilih kasus-kasus yang kaya akan informasi untuk
mengembangkan pemahaman mengenai situasi yang sedang dikaji.
3.
Penggunaan Sampel
Kebetulan
Suatu perbedaan harus
dibuat diantara sampel bertujuan, dimana peserta dan setting dipilih
berdasarkan pada pertanyaan penelitian yang dikemukakan, dan sampel kebetulan,
dimana kasus-kasus dipilih karena mereka tersedia. Banyak contoh sampling kebetulan
dapat ditemukan pada literatur penelitian desain dan pengembangan. Walaupun
biasa, pendekatan ini harus sebisa mungkin dihindari karena bisa menyebabkan data yang melenceng.
H.
Teknik pengumpulan data dan instrument
1.
Log kerja
Log kerja merupakan
instrumen pengumpuklan data desain dan pengembangan yang paling umum. Mereka dapat digunakan untuk
mengumpulkan data yang berhubungan dengan proyek baru dan terdahulu.
2.
Survey dan angket
Survey dan angket digunakan
dibanyak studi desain dan pengembangan. Contohnya dalam penelitian McKenney
(2002), 35 % dari kumpulan datanya merupakan angket. Peralatan ini digunakan
untuk berbagai fungsi penelitian. Mereka dapat digunakan untuk mengumpulkan
data peserta, sikap desainer dan pebelajar,
dan informasi evaluasi.
3.
Wawancara
Untuk
menggali informasi terkait dengan penggunaan prouk penelitian yang kita
kembangkan yang menjadi dokumentasi kita selama melakukan penelitian..
4.
Panduan observasi
Digunakan
untuk mengumpulkan data yang dihasilkan dari pengamatan, biasanya kita dapat
menggunakan pedoman observasi. Peneliti
pengembangan
kadang-kadang mengumpulkan data dengan observasi langsung. Biasanya, hal ini
melibatkan satu atau dua hal berikut:
·
Desainer dan pengembang
ketika mereka bekerja
·
Instruktur yang
menerapkan produk atau peralatan instruksional dalam pengajaran mereka
·
Pebelajar yang
menggunakan produk instruksional yanng baru dihasilkan.
Contoh penelitian pengembangan
Seperti contoh
penelitian pengembangan berikut, seorang guru menerapkan metode pembelajaran cooperative learning pada suatu kelas. Idealnya kelas cooperative learning
adalah kelas yang aktif dan kelas yang sibuk dengan kegiatan-kegiatan siswa.
Sedangkan guru mestinya hanya berada pada posisi fasilitator. Namun yang
terjadi adalah pada observasi awal terlihat suasana kelas yang cenderung
monoton dan tidak bergairah.
Dari
fenomena itu peneliti akan melakukan observasi mendalam pada poin-poin berikut:
(1)
Area kelas
(2)
Area sekolah
(3)
Aktifitas kelas
(4)
Aktifitas grup dan
(5)
Proses-proses prosedur
yang lain.
Seluruh
kondisi real yang terjadi akan disandingkan dengan kondisi standar dari cooperative learning. Tinggal peneliti menyusun alat pengumpul data penelitian
berdasarkan kondisi awal dan kondisi ideal yang dituntut cooperative learning.
Maka penelitian tersebut akan menghasil pengembangan metode cooperative learning yang disesuaikan dengan kondisi kelas dan kondisi sekolah.
III. Kesimpulan
Penelitian pengembangan merupakan
sub penelitian dari ranah Teknologi
Pendidikan. Dalam penelitian pengembangan, ada empat kategorisasi pengembangan.
Yaitu teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer dan
teknologi terpadu. Arah pengembangannya diarahkan pada multimedia pembelajaran,
design teks dan grafis, pembelajaran berbasis web dan pembelajaran jarak jauh.
Pada
pelaksanaan penelitian pengembangan
perlu dilakukan penelitian awal sebagai dasar untuk melakukan analisis
kebutuhan. Melihat latar belakang siswa secara individu dan secara sosial, yang
akan mendasari pengembangan yang akan dilakukan. Dan juga menganalisis
kebutuhan dasar siswa yang dapat dilakukan dengan tiga cara. 1) menyelidiki
teori apa dan melakukan penelitian dalam kontek si pendidik dan pebelajar. 2)
dilakukan dengan cara pengaturan sekolah dan mengundang pebelajar untuk
mengatakan apa yang mereka butuhkan 3) dengan melakukan observasi, dengan
memonitor bagaimana sikap pebelajar dan pengajar dalam situasi yang bervariasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar