Hetalia: Axis Powers - Liechtenstein Sumber : http://sonz-share.blogspot.com/2013/03/cara-memasang-musik-di-blog.html#ixzz2SzGmOAmB

Rabu, 08 Mei 2013

PRINSIP VISUAL

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perancangan dan penggunaan visual dalam pembelajaran merupakan pertimbangan penting karena kegiatan belajar banyak melibatkan pencitraan visual. Kemampuan visual yang meningkat pesat dari computer dan telekomunikasi digital mempertegas pentingknya visual dalam pendidikan. Meskipun pendidikan modern telah jenuh oleh gambar, gambar tersebut masih kurang digunakan dalam kegiatan utama pengajaran dan lebih sering ditujukan untuk aspek motivasi dan hiasan belajar belaka. Kita menyadari sebagian siswa belajar lebih mudah melalui gambar visual dan bahkan mereka merupakan pembelajar verbal yang membutuhkan dukungan visual untuk memahami jenis-jenis konsep tertentu.

B.     Tujuan
Tujuan utamanya adalah membantu guru menigkatkan kemampuan kritis guru itu sendiri dalam menangani aspek visual. Paa materi inipun akan dibahas mengenai perangkat tambahan untuk mengajarkan kemampuan tersebut kepada para siswa. Pada pembahasan ini lebih memfokuskan upaya memahami perancangan visual dan menciptakan visual yang secara efektif dan meningkatkan belajar siswa.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Literasi Visual
Walaupun istilah literasi pernah digunakan untuk merujuk pada membaca dan menulis informasi verbal, saat ini kita gunakan literasi visual yang merujuk kepada kemampuan untuk menafsirkan pesan semacam itu.
Literasi visual bisa dikembangkan melalui dan pendekatan utama:
1.      Strategi Input
Membantu para pelajar untuk memahami atau membaca, visual secara fasih dengan menerapkan kemampuan analisis visual (mislnya, melalui analisis gambar, diskusi multimedia dan program video).
2.      Strategi Output
Membantu para pebelajar untuk mengkodekan, atau menulis, visual untuk menyatukan diri mereka sendiri dan berkomunikasi dengan orang lain, (misalnya melalui perencanaan dan produksi presentasi visual).
Literasi visual dalam pendidikan
      Perancangan, pengembangan, dan produksi media visual, penciptaan digital dan perencanaan serta perkembangan situs web, semuanya memanfaatkan kemampuan berfikir kritis dan bisa meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar, mempertunjukkan hasil belajar, bekerja dan meraih suksesdalam dunia visual yang semakin berkembang.
Perkembangan literasi visual telah digabungkan dengan program pendidikan seluruh Amerika Serikat dan dibanyak Negara lainnya untuk memperkenalkan para siswa pada konsep yang berhubungan dengan penafsiaran visual dan berkomunikasi secara visual. Dalam program tersebut, para guru didorong untuk berfikir secara visual dan memfokuskan perhatian para siswa pada aspek visual dari materi cetakan dan materi yang tersedia secara digital termasuk buku teks dan buku cerita. Oleh karena itu program-program itu dirancang untuk anak-anak mulai dari pra sekolah hingga sekolah lanjutan.
            Mengurai Makna : Manfsirkan Visual
            Melihat  sebuah visual tidak otomatis menjamin bahwa seseorang akan belajar darinya. Para pembelajar harus dipandu menuju penguraian makna visual yang tepat. Salah satu aspek dari literature visual adalah kemampuan menafsirkan dan kemampuan menciptakan rangsangan (stimilus).
a.      Efek Perkembangan
Banyak variable yang mempengaruhi bagaimana seorang pembelajar menguraikan makna visual. Anak-anak kecil cendrung menafsirkan gambar lebih harfiah ketimbang anak yang lebih tua usianya. Anak yang masih kecil ternyata memiliki kesulitan dalam membedakan antara citra realistic dan objek yang digambarkan citra tersebut.
Sebelum usia 12 tahun, anak kecil cendrung menafsirkan visual bagian perbagian ketimbang secara keseluruhan. Dalam menyampaikan apa yang mereka lihat dalam sebuah gambar, mereka mungkin memisahkan unsure-unsur spesifik yang kelihatan. Namun, para siswa lebih tua usianya cendrung merangkum pemandangan secara keseluruhan dan menyampaikan kesimpulan tentang makna dari gambar tersebut.

b.      Efek Budaya
Dalam mengajar, kita harus menyadari bahwa tindakan menguraikan maksna visual mungki dipengaruhi oleh latar belakang budaya. Kelompok-kelompok budaya yang berbeda memahami bahan-bahan visual dalam cara-cara yang berbeda. Mislnya, instruksi guru menyertakan visual yang menggambarkan pemandangan khas dari kehidupan dirumah dan jalan-jalan oleh anak-anak perkotaan. Dapat dipastikan bahwa para siswa yang tinggal dikawasan tersebut secar berbeda daripada siswa yang memiliki latar belakang budayanya tidak meliputi pengetahuan langsung tentang kehidupan perkotaan.
c.       Preferensi Visual
Dalam memilih visual para guru harus membuat keputusan yang tepat diantara beragam visual yang lebih disukai dengan visual yang paling efektif. Orang-orang tidak selalu mendapat manfaat belajar dari jenis-jenis gambar yang mereka suka melihatnya.
Sebagian besar pembelajar lebih suka daripada visual yang berwarna daripada visual hitam putih. Tetapi tidak ada perbedaan signifikan dalam jumlah belajar kecuali ketik warna dikaitkan dengan konten yang akan dipelajari (misalnya ketika para pekerja harus belajar merakit komponen-komponen listrik dengan kabel dengan warna yang berbeda, adanya warna sangatlah penting). Sebagian besar pembelajar juga lebih suka pada fotografi ketimbang coretan garis-garis meskipun dalam banyak situasi coretan garis mungkin menyampaikan makna lebih baik (misalnya, coretan-coretan bisa menghilangkan elemen gambar pengalih perhatian dan mempertegas detail-detail yang penting).
Menyandikan / Mengkodekan : Membuat Visual.
Aspek lainnya dari literasi visual adalah pembuatan presentasi visual oleh para siswa. Seperti halnya menulis yang dapat memacu membaca, memproduksi visual dapat menjadi cara yang sangat efektif dalam memahami visual.
Seorang guru sebaiknya mendorong siswa untuk menyajikan laporan didepan kelas dengan secara cermat memilih sekumpulan gambar dari CD atau koleksi online, yang akan membantu mereka mengembangkan bakat mereka. Perekam kamera video merupakan alat yang mudah digunakan para siswa untuk mempraktekkan penciptaan dan penyajian gagasan peristiwa dalam bentuk gambar.
Salah satu kemampuan yang hampir selalu dilibatkan dalam kurikulum pendiikan visual adalah kemampuan mengurutkan. Para siswa mungkin membutuhkan latihan menyusun visual dalam urutan logis, yang merupakan kemampuan yang harus dipelajari, seperti pengurutan verbal dalam membaca dan menulis. Karena inilah banyak program pendidikan visual terutama untuk anak-anak sekolah dasar menekankan aktifitas kreatif yang mengharuskan penyusunan dan pembuatan visual. Sifat mengurutkan dari presentasi digital seperti power point membantu para siswa dalam menguasai kemampuan ini.


B.     Peran Visual Dalam Intruksi
Visual bisa memainkan banyak peran dalam proses belajar:
Ø  Menyediakan acuan konkret bagi gagasan
Diruang kelas guru menggunakan visual untuk membantu siswa lebih mudah mengingat konten yang sedang di ajarkan. Misalnya seorang guru geometri membawa sekantong barang-barang took grosir untuk mengajarkan bentuk-bentuk, contohnya jeruk = bulatan, kaleng = silinder.
Ø  Membuat gagasan abstrak menjadi konkret
Moreno dan Mayer (1999) menggunakan seekor kelinci yang bergerak diatas garis berangka untuk menggambarkan bagaimana menjumlah dan mengurangi angka-angka positif dan negative. Gagasan-gagasan lainnya meliputi menggunakan foto orang-orang yang sedang memberikan voting untuk mewakili kebebasan, serangkaian manic-manik bertaut untuk menampilkan model DNA atau sebuah diagram akiran kata untuk membantu para pembaca.
Ø  Memotivasi para pembelajar
Visual dapat meningkatkan ketertarikan pada sebuah mata pelajaran. Ketertarikan meningkatkan motivasi. Visual bisa memotivasi para pembelajar dengan menarik perhatian mereka dan menciptakan keterkibatan dalam proses belajar. Visual memanfaatkan kepentingan  personal para pembelajar untuk menjadikan pelajaran yang relevan. Misanya ketika belajar mata pelajaran sejarah, tampilkan foto dahulu dan sekarang, seperti telfon engkol sebelum ponsel dan masih banyak lagi.
Ø  Mengarahkan perhatian
Gunakan petunuju visual untuk menarik perhatian dan pemikiran terhadap bagian relevan dari sebuah visual. Penunjuk visual dapa berupa warna, kata,ikon,arsiran dan animasi. Gunakan tanda-tanda tersebut untuk memfokuskan perhatian pada titik-titik penting di dalam konten visual yang kompleks.
Ø  Mengulangi informasi dalam format yang berbeda.
Ketika visual mendampingi informasi lisan atau tuliasan, mereka menyajikan informasi tersebut dalam modelitas yang berbeda, yang memberikan kesempatan kepada para pembelajar untuk memahami secara visual apa yang mungkin saja mereka lewatkan dalam format teks.
Ø  Mengingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya.
Visual dapat digunakan untuk mengaktifkan pembelajaran sebelumnya yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Visual bisa digunakan untuk merangkum konten dari sebuah mata pelajaran.
Ø  Mengurangi usaha belajar
Visual bisa menyederhanakan informasi yang sulit dimengerti. Diagram dapat memudahkan untuk menyimpan dan mengambil kembali informasi tersebut.
C.    Jenis-Jenis Visual
Jenis-jenis visual yang dipilih untuk situasi tertentu sebaiknya bergantung pada tugas belajar. Visual bisa dibagi menjadi enam kategori:

1.      Realistik
Visual realistic menampilkan objek yang sebenarnya yang sedang dipelajari. Misalnya, foto berwarna dari sebuah kereta tertutup.
Menggunakan warna-warna alamiah bisa meningkatkan derajat realisme.
2.      Analogis.
Visual analogis menyampaikan sebuah konsep atau topic dengan menampilkan sesuatu lainnya dan menyiripkan kemiripan.
Misalnya: mengajarkan aliran listrik dengan menampilkan aliran air dan pipa berangkai seri dan parallel.
3.      Organisasional.
Visual Organisasional menampilkan hubungan kualitatif diantara berbagai elemen.
Contohnya: diagram klasifikasi, times lines, diagram alur, dan peta.
4.      Relasional
Visual reasional mengkomunikasikan hubungan kuantitatif.
Contohnya: diagram batang, grafik bergambar, dan grafik garis.
5.      Transformasional.
Visual transformasional menggmabrkan pergerakan atau perubahan sesauai dengan waktu dan tempat.
Contohnya: diagram beranimasi tentang bagaimana menjelaskan tentang procedure seperti mengikat tali sepatu atau membuat baja. Visual- visual ini menampilkan perubahan atau pergerakan sejalan dengan waktu dan tempat.

6.      Interpretif
Visual interpretif menggambarkan hubungan teoritis atau abstrak.
Contohnya: diagram skematik pada sebuah sirkuit listrik.
Visual interpretif ini membantu para pembelajar membangun model mental kejadian atau prosesyang tak terlihat, abstrak, atau keduanya.
D.    Panduan Perancangan Visual
           Dalam merancang sebuah visual mulai dengan pengumpulan atau pembuatan gambaran individual dan unsure-unsure teks yang kita ingin gunakan. Asumsinya adalah ketika kita menentukan kebutuhan dan minat para siswa terkait dengan topic dan memutuskan tujuan apa yang akan anda capai melalui visual yang sedang kita rencanakan.
           Terdapat dua aspek dalam perancangan visual, apakah itu merancang sesuatu sebesar papan buletin atau sekecil layar computer. Yang termasuk kedalam unsure-unsur visual dalam foto, gambar, diagram, grafik. Sedangkan yang termasuk kedalam unsure-unsur teks adalah huruf-huruf.
Unsure-unsure Visual
           Mari kita tinjau bebrapa panduan mendasar untuk merancang visual yang bahkan bisa digunakan seorang pemula. Untuk tujusn memberikan informasi dan pengajaran, perancangan visual mencakup:
1.      Pengaturan.
Pertama kita harus menentukan unsure apa saja yang disertakan dalam visual kita:
a.       Perataan
b.      Bentuk
c.       Aturan sepertiga
d.      Kedekatan
e.       Pengaruh
f.       Kontras sosok-latar
g.      Konsistensi  
2.      Keseimbangan
Sebuah perasaan kesamarataan psikologis atau keseimbangan dicapai ketika berat unsure-unsur dalam sebuah tampilan secara merata tersebut pada sisi sebuah sumbu entah secara horizi=ontal atau vertical atau keduanya. Ketika desain tersebut berulang pada kedunya. Ketika desain tersebut berulang pada kedua sisi, keseimbangan nya menjadi simetris atau formal.
3.      Warna
Ketika memilih sebuah skema warna untuk sebuah visual, perhatikan keharmonisan warna. Roda warna bermanfaat dalam membantu kita memahami hubungan diantara warna-warna yang tampak.
4.      Kemudahan dibaca
Sebiah visual tidak bisa dipahami kecuali kalau seluruh pengamat bisa melihat kata-kata dan gambar.
5.      Menarik
Visual kita tidak bisa menampilkan sebuah efek kecuali apabila visual itu menarik dan mempertahankan perhatian para pengamatnya.


Unsure-unsur teks
1.      Gaya
Gaya dan teks seharusnya konsisten dan selaras dengan unsure visual lainnya.
2.      Ukuran
Pada siswa biasanya melihat tampilan seperti papan bulletin dan poster dari jarak 30 samapi 40 kaki atau lebih. Dalam kasus semacam ini ukuran teks sangatlah penting bagi kemudahan untuk membacanya. Sederhananya adalah membuat huruf kecil setinggi ½ inci untuk tiap sepanjang 10 kaki dari jarak pembacanya.
3.      Spasi
Ketika membuat visual menggunakan computer spasi teks otomatis diesuaikan untuk mencapai keterbacaan minimum.
4.      Warna
Warna teks seharusnya kontras dengan warna latar belakang yang baik agar mudah dibaca dan memberikan penekanan dimana seorang guru menginginkan menarik perhatian tertentu pada pesan-pesan lisan. Seorang guru harus juga diingat bahwa bahwa beberapa pembelajar mungkin merupakan siswa buta warna. Kemudahan untuk membaca bergantung pada kontras antara warna teks dan warna latar belakang.
5.      Penggunaan huruf besar           
Untuk kemudahan dalam membaca gunakan huruf kecil semua dan menambahkan huruf besarnya hanya ketika dibutuhkan sewajarnya. Judul utama yang singkat mungkin berupa huruf besar, tetapi frasa yang terdiri dari tiga kata sebaiknya mengikuti aturan teks huruf kecil semua.
E.     Membuat Gambar
Seorang guru akan mendapati teknik dan perkakas yang bermanfaat untuk membantu guru merencanakan dan membuat berbagai visual yang mendukung belajar.
            Perkakas Perencanaan
Story board
Pembuatan Storyboard merupakan metode yang berguna dalam perencanaan. Teknik ini memungkinkan seorang guru untuk secara kreatif menyusun ulang keseluruhan urutan-urutan sketsa kecil-kecil. Story board sangatlah bermanfaat untuk merencanakan dan menyajikan draf kasar sebuah presentasi.
Teknik Pembuatan Huruf
Berbagai teknik pembuatan huruf bisa digunakan untuk visual. Yang paling sederhana adalah pembuatan huruf menggunakan tangan dengan spidol penanda yang tersedia dalam berbagai warna dan ukuran.
Menggambar, Membuat Sketsa, dan Membuat Kartun
Seorang guru tidak harus jadi pelukis untuk bisa menggmabar. Terdapat beberapa panduan dasar dan banyak buku bagaimana caranya yang bisa membantu guru menyampaikan pesan secara efektif menggunakan gambar, sketsa, dan kartu. Dengan sedikit latihan, gambar-gambar yang sederhana bisa meningkatkan presentasi papan putih, buku petunjuk kelas, papan bulletin dan transparan OHP.  

Clip Art
Clip Art merupakan gambar-gambar visual yang dipersiapkan (gambar dan gambar digital) yang bisa diselipkan dalam berbagai dokumen dan presentasi digital.
Merancang Sebuah Visual dengan Komputer
Guru dan para siswa bisa menggunakan program menggambar untuk tata letak dan desain serta untuk menggambar dan membuat ilustrasi. Sebagian besar program grafis computer berisi ratusan atau bahkan ribuan model ketikan dan gambar-gambar clipart dan bisa merekayasa gambar dalam setiap cara yang dibayangkan. Contoh-contoh dari program tersebut adalah Photoshop dan Adobe ilustrator
Membuat Grafis Presentasi
Panduan untuk membuat grafis presentasi,menggunakan perangkat lunak seperti power poin meliputi hal-hal berikut:
a.       Secara cermat pilihlah jenis huruf, ukuran dan warna.
b.      Gunakan latar belakang yang polos dan bewarna cerah
c.       Letakkan judul berada dirata tengah atau kiri puncak slide.
d.      Gunakan komunikasi yang singkat
e.       Gunakan sebuah template untuk membuat format visual yang konsisten
f.       Gunakan slide induk untuk membuat format teks yang konsisten
g.      Kurangi gambar animasi disetiap slide nya
h.      Gunakan gambar yang sesuai
i.        Gunakan transisi yang konsisten
j.        Gunakan “coustom animation yang sederhana
k.      Gunakan dengan cremate animasi untuk mendukung pesan pengajaran ketimbang menambahkan efek dramatis kedalam presentasi.
l.        Kurangi penggunaan suara
m.    Gunakan “foters” untuk mengidentifikasi slide.
Membuat Transparan Overhead Projektor (OHP).
Cara paling mudah menyiapkan transparan OHP yaitu menggambar langsung pada transparan OHP menggunakan spidol. Computer telah memudahkan pembuatan transparan OHP dan jenis visual serupa.
Dengan perangkat lunak pengolah kata apapun kita bisa menyiapkan induk transparan OHP yang memadukan visual dan teks. Kita bisa langsung mencetak tiap layar pada film transparan OHP yang dikhususkan untuk digunakan pada pencetak anda.
F.     Menangkap Gambar
Fotografi
Ketika mengambil visual menggunakan kamera, ingatlah bahwa seluruh kamera, terlepas dari ukuran, bentuk atau jenisnya, menjalankan prinsip dasar yang sama. Cahayanya dipantulkan dari subjek dan dilewatkan melalui bentuk lensa untuk membentuk sebuah gambar pada alat perekam.
Cahaya mungkin berasal dari sumber alami yaitu ( sinar matahari) atau dari sumber buatan (lampu dan flas kamera). Alat perekam harus terkena cahaya yang cukup. Apabila terlalu banyak cahaya gambar akan terlihat terlalu terang.
Scanner
Scanner  bekerja dengan computer untuk merubah gambar visual berbasis kertas, mislnya gambar atau foto para siswa menjadi berkas gambar digital. Seperti halnya fotografi digital, para siswa bisa dengan cepat menggabungkan gambar yang satu dengan gambar yang lainnya. Merekapun dapat menggambarkan atau mengubahnya dengan menggunakan perangkat lunak yang sesuai.
            Scanner Flatbet  mirip dengan mesin fotokopi dan terhubung dengan computer dengan kabel khusus. Pengguna mengangkat tutup scanner dan menempatkan gambar kearah bawah pada permukaan kaca. Perangkat lunak khusus di computer yang menjalankan pemindahan gambar tersebut.










                                                      BAB III
          PENUTUP
Rangkuman
Dalam penjelasan materi ini telah dibahas pentingnya visual untuk belajar. Dimulai dengan konseppemahaman visual dan menyajikan aspek-aspek penting dari memahami dan membuat visual. Para siswa paling baik ketika visual digunakan dalam pembelajaran. Telah dibahas juga berbagai peran yang dijalankan visual dan menjelaskan enam jenis visual. Bab ini pun memberikan panduan penting baik untuk unsure-unsur visual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar