BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perancangan dan penggunaan
visual dalam pembelajaran merupakan pertimbangan penting karena kegiatan
belajar banyak melibatkan pencitraan visual. Kemampuan visual yang meningkat
pesat dari computer dan telekomunikasi digital mempertegas pentingknya visual dalam
pendidikan. Meskipun pendidikan modern telah jenuh oleh gambar, gambar tersebut
masih kurang digunakan dalam kegiatan utama pengajaran dan lebih sering
ditujukan untuk aspek motivasi dan hiasan belajar belaka. Kita menyadari
sebagian siswa belajar lebih mudah melalui gambar visual dan bahkan mereka
merupakan pembelajar verbal yang membutuhkan dukungan visual untuk memahami
jenis-jenis konsep tertentu.
B.
Tujuan
Tujuan utamanya adalah membantu guru menigkatkan kemampuan kritis guru
itu sendiri dalam menangani aspek visual. Paa materi inipun akan dibahas
mengenai perangkat tambahan untuk mengajarkan kemampuan tersebut kepada para
siswa. Pada pembahasan ini lebih memfokuskan upaya memahami perancangan visual
dan menciptakan visual yang secara efektif dan meningkatkan belajar siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Literasi
Visual
Walaupun istilah
literasi pernah digunakan untuk merujuk pada membaca dan menulis informasi
verbal, saat ini kita gunakan literasi visual yang merujuk kepada kemampuan
untuk menafsirkan pesan semacam itu.
Literasi
visual bisa dikembangkan melalui dan pendekatan utama:
1.
Strategi Input
Membantu
para pelajar untuk memahami atau membaca, visual secara fasih dengan menerapkan
kemampuan analisis visual (mislnya, melalui analisis gambar, diskusi multimedia
dan program video).
2.
Strategi Output
Membantu
para pebelajar untuk mengkodekan, atau menulis, visual untuk menyatukan diri
mereka sendiri dan berkomunikasi dengan orang lain, (misalnya melalui
perencanaan dan produksi presentasi visual).
Literasi visual dalam pendidikan
Perancangan, pengembangan, dan produksi media visual,
penciptaan digital dan perencanaan serta perkembangan situs web, semuanya
memanfaatkan kemampuan berfikir kritis dan bisa meningkatkan kemampuan siswa
untuk belajar, mempertunjukkan hasil belajar, bekerja dan meraih suksesdalam
dunia visual yang semakin berkembang.
Perkembangan literasi visual
telah digabungkan dengan program pendidikan seluruh Amerika Serikat dan
dibanyak Negara lainnya untuk memperkenalkan para siswa pada konsep yang
berhubungan dengan penafsiaran visual dan berkomunikasi secara visual. Dalam
program tersebut, para guru didorong untuk berfikir secara visual dan
memfokuskan perhatian para siswa pada aspek visual dari materi cetakan dan
materi yang tersedia secara digital termasuk buku teks dan buku cerita. Oleh
karena itu program-program itu dirancang untuk anak-anak mulai dari pra sekolah
hingga sekolah lanjutan.
Mengurai Makna : Manfsirkan Visual
Melihat sebuah visual tidak otomatis menjamin bahwa
seseorang akan belajar darinya. Para pembelajar harus dipandu menuju penguraian
makna visual yang tepat. Salah satu aspek dari literature visual adalah
kemampuan menafsirkan dan kemampuan menciptakan rangsangan (stimilus).
a.
Efek Perkembangan
Banyak variable yang mempengaruhi bagaimana seorang
pembelajar menguraikan makna visual. Anak-anak kecil cendrung menafsirkan
gambar lebih harfiah ketimbang anak yang lebih tua usianya. Anak yang masih
kecil ternyata memiliki kesulitan dalam membedakan antara citra realistic dan
objek yang digambarkan citra tersebut.
Sebelum usia 12 tahun, anak kecil cendrung menafsirkan visual bagian
perbagian ketimbang secara keseluruhan. Dalam menyampaikan apa yang mereka
lihat dalam sebuah gambar, mereka mungkin memisahkan unsure-unsur spesifik yang
kelihatan. Namun, para siswa lebih tua usianya cendrung merangkum pemandangan
secara keseluruhan dan menyampaikan kesimpulan tentang makna dari gambar
tersebut.
b.
Efek Budaya
Dalam mengajar, kita harus menyadari bahwa tindakan
menguraikan maksna visual mungki dipengaruhi oleh latar belakang budaya.
Kelompok-kelompok budaya yang berbeda memahami bahan-bahan visual dalam
cara-cara yang berbeda. Mislnya, instruksi guru menyertakan visual yang
menggambarkan pemandangan khas dari kehidupan dirumah dan jalan-jalan oleh
anak-anak perkotaan. Dapat dipastikan bahwa para siswa yang tinggal dikawasan
tersebut secar berbeda daripada siswa yang memiliki latar belakang budayanya
tidak meliputi pengetahuan langsung tentang kehidupan perkotaan.
c.
Preferensi Visual
Dalam memilih
visual para guru harus membuat keputusan yang tepat diantara beragam visual
yang lebih disukai dengan visual yang paling efektif. Orang-orang tidak selalu
mendapat manfaat belajar dari jenis-jenis gambar yang mereka suka melihatnya.
Sebagian besar
pembelajar lebih suka daripada visual yang berwarna daripada visual hitam
putih. Tetapi tidak ada perbedaan signifikan dalam jumlah belajar kecuali ketik
warna dikaitkan dengan konten yang akan dipelajari (misalnya ketika para
pekerja harus belajar merakit komponen-komponen listrik dengan kabel dengan
warna yang berbeda, adanya warna sangatlah penting). Sebagian besar pembelajar
juga lebih suka pada fotografi ketimbang coretan garis-garis meskipun dalam
banyak situasi coretan garis mungkin menyampaikan makna lebih baik (misalnya,
coretan-coretan bisa menghilangkan elemen gambar pengalih perhatian dan
mempertegas detail-detail yang penting).
Menyandikan / Mengkodekan : Membuat Visual.
Aspek lainnya dari literasi visual adalah pembuatan
presentasi visual oleh para siswa. Seperti halnya menulis yang dapat memacu
membaca, memproduksi visual dapat menjadi cara yang sangat efektif dalam
memahami visual.
Seorang guru sebaiknya mendorong siswa untuk
menyajikan laporan didepan kelas dengan secara cermat memilih sekumpulan gambar
dari CD atau koleksi online, yang akan membantu mereka mengembangkan bakat
mereka. Perekam kamera video merupakan alat yang mudah digunakan para siswa
untuk mempraktekkan penciptaan dan penyajian gagasan peristiwa dalam bentuk
gambar.
Salah satu kemampuan yang hampir selalu dilibatkan
dalam kurikulum pendiikan visual adalah kemampuan mengurutkan. Para siswa
mungkin membutuhkan latihan menyusun visual dalam urutan logis, yang merupakan
kemampuan yang harus dipelajari, seperti pengurutan verbal dalam membaca dan
menulis. Karena inilah banyak program pendidikan visual terutama untuk
anak-anak sekolah dasar menekankan aktifitas kreatif yang mengharuskan
penyusunan dan pembuatan visual. Sifat mengurutkan dari presentasi digital
seperti power point membantu para siswa dalam menguasai kemampuan ini.
B. Peran
Visual Dalam Intruksi
Visual bisa memainkan banyak
peran dalam proses belajar:
Ø Menyediakan acuan konkret bagi gagasan
Diruang
kelas guru menggunakan visual untuk membantu siswa lebih mudah mengingat konten
yang sedang di ajarkan. Misalnya seorang guru geometri membawa sekantong
barang-barang took grosir untuk mengajarkan bentuk-bentuk, contohnya jeruk =
bulatan, kaleng = silinder.
Ø Membuat gagasan abstrak menjadi konkret
Moreno
dan Mayer (1999) menggunakan seekor kelinci yang bergerak diatas garis berangka
untuk menggambarkan bagaimana menjumlah dan mengurangi angka-angka positif dan
negative. Gagasan-gagasan lainnya meliputi menggunakan foto orang-orang yang
sedang memberikan voting untuk mewakili kebebasan, serangkaian manic-manik
bertaut untuk menampilkan model DNA atau sebuah diagram akiran kata untuk
membantu para pembaca.
Ø Memotivasi para pembelajar
Visual
dapat meningkatkan ketertarikan pada sebuah mata pelajaran. Ketertarikan
meningkatkan motivasi. Visual bisa memotivasi para pembelajar dengan menarik
perhatian mereka dan menciptakan keterkibatan dalam proses belajar. Visual
memanfaatkan kepentingan personal para
pembelajar untuk menjadikan pelajaran yang relevan. Misanya ketika belajar mata
pelajaran sejarah, tampilkan foto dahulu dan sekarang, seperti telfon engkol
sebelum ponsel dan masih banyak lagi.
Ø Mengarahkan perhatian
Gunakan
petunuju visual untuk menarik perhatian dan pemikiran terhadap bagian relevan
dari sebuah visual. Penunjuk visual dapa berupa warna, kata,ikon,arsiran dan
animasi. Gunakan tanda-tanda tersebut untuk memfokuskan perhatian pada
titik-titik penting di dalam konten visual yang kompleks.
Ø Mengulangi informasi dalam format yang berbeda.
Ketika
visual mendampingi informasi lisan atau tuliasan, mereka menyajikan informasi
tersebut dalam modelitas yang berbeda, yang memberikan kesempatan kepada para
pembelajar untuk memahami secara visual apa yang mungkin saja mereka lewatkan
dalam format teks.
Ø Mengingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya.
Visual
dapat digunakan untuk mengaktifkan pembelajaran sebelumnya yang tersimpan dalam
ingatan jangka panjang. Visual bisa digunakan untuk merangkum konten dari
sebuah mata pelajaran.
Ø Mengurangi usaha belajar
Visual
bisa menyederhanakan informasi yang sulit dimengerti. Diagram dapat memudahkan
untuk menyimpan dan mengambil kembali informasi tersebut.
C.
Jenis-Jenis Visual
Jenis-jenis
visual yang dipilih untuk situasi tertentu sebaiknya bergantung pada tugas
belajar. Visual bisa dibagi menjadi enam kategori:
1. Realistik
Visual
realistic menampilkan objek yang sebenarnya yang sedang dipelajari. Misalnya,
foto berwarna dari sebuah kereta tertutup.
Menggunakan
warna-warna alamiah bisa meningkatkan derajat realisme.
2. Analogis.
Visual
analogis menyampaikan sebuah konsep atau topic dengan menampilkan sesuatu
lainnya dan menyiripkan kemiripan.
Misalnya:
mengajarkan aliran listrik dengan menampilkan aliran air dan pipa berangkai
seri dan parallel.
3. Organisasional.
Visual
Organisasional menampilkan hubungan kualitatif diantara berbagai elemen.
Contohnya:
diagram klasifikasi, times lines, diagram alur, dan peta.
4. Relasional
Visual
reasional mengkomunikasikan hubungan kuantitatif.
Contohnya:
diagram batang, grafik bergambar, dan grafik garis.
5. Transformasional.
Visual
transformasional menggmabrkan pergerakan atau perubahan sesauai dengan waktu
dan tempat.
Contohnya:
diagram beranimasi tentang bagaimana menjelaskan tentang procedure seperti
mengikat tali sepatu atau membuat baja. Visual- visual ini menampilkan
perubahan atau pergerakan sejalan dengan waktu dan tempat.
6. Interpretif
Visual
interpretif menggambarkan hubungan teoritis atau abstrak.
Contohnya:
diagram skematik pada sebuah sirkuit listrik.
Visual
interpretif ini membantu para pembelajar membangun model mental kejadian atau
prosesyang tak terlihat, abstrak, atau keduanya.
D.
Panduan Perancangan Visual
Dalam
merancang sebuah visual mulai dengan pengumpulan atau pembuatan gambaran
individual dan unsure-unsure teks yang kita ingin gunakan. Asumsinya adalah
ketika kita menentukan kebutuhan dan minat para siswa terkait dengan topic dan
memutuskan tujuan apa yang akan anda capai melalui visual yang sedang kita
rencanakan.
Terdapat
dua aspek dalam perancangan visual, apakah itu merancang sesuatu sebesar papan
buletin atau sekecil layar computer. Yang termasuk kedalam unsure-unsur visual
dalam foto, gambar, diagram, grafik. Sedangkan yang termasuk kedalam
unsure-unsur teks adalah huruf-huruf.
Unsure-unsure
Visual
Mari
kita tinjau bebrapa panduan mendasar untuk merancang visual yang bahkan bisa
digunakan seorang pemula. Untuk tujusn memberikan informasi dan pengajaran,
perancangan visual mencakup:
1. Pengaturan.
Pertama kita harus menentukan unsure apa saja yang
disertakan dalam visual kita:
a.
Perataan
b.
Bentuk
c.
Aturan sepertiga
d.
Kedekatan
e.
Pengaruh
f.
Kontras
sosok-latar
g.
Konsistensi
2. Keseimbangan
Sebuah perasaan kesamarataan psikologis atau keseimbangan
dicapai ketika berat unsure-unsur dalam sebuah tampilan secara merata tersebut
pada sisi sebuah sumbu entah secara horizi=ontal atau vertical atau keduanya.
Ketika desain tersebut berulang pada kedunya. Ketika desain tersebut berulang
pada kedua sisi, keseimbangan nya menjadi simetris atau formal.
3. Warna
Ketika memilih sebuah skema warna untuk sebuah visual,
perhatikan keharmonisan warna. Roda warna bermanfaat dalam membantu kita
memahami hubungan diantara warna-warna yang tampak.
4. Kemudahan dibaca
Sebiah visual tidak bisa dipahami kecuali kalau
seluruh pengamat bisa melihat kata-kata dan gambar.
5. Menarik
Visual kita tidak bisa menampilkan sebuah efek kecuali
apabila visual itu menarik dan mempertahankan perhatian para pengamatnya.
Unsure-unsur teks
1. Gaya
Gaya dan teks seharusnya konsisten dan selaras dengan
unsure visual lainnya.
2. Ukuran
Pada siswa biasanya melihat tampilan seperti papan
bulletin dan poster dari jarak 30 samapi 40 kaki atau lebih. Dalam kasus
semacam ini ukuran teks sangatlah penting bagi kemudahan untuk membacanya.
Sederhananya adalah membuat huruf kecil setinggi ½ inci untuk tiap sepanjang 10
kaki dari jarak pembacanya.
3. Spasi
Ketika membuat visual menggunakan computer spasi teks
otomatis diesuaikan untuk mencapai keterbacaan minimum.
4. Warna
Warna teks seharusnya kontras dengan warna latar
belakang yang baik agar mudah dibaca dan memberikan penekanan dimana seorang
guru menginginkan menarik perhatian tertentu pada pesan-pesan lisan. Seorang
guru harus juga diingat bahwa bahwa beberapa pembelajar mungkin merupakan siswa
buta warna. Kemudahan untuk membaca bergantung pada kontras antara warna teks
dan warna latar belakang.
5. Penggunaan
huruf besar
Untuk kemudahan dalam membaca gunakan huruf kecil
semua dan menambahkan huruf besarnya hanya ketika dibutuhkan sewajarnya. Judul
utama yang singkat mungkin berupa huruf besar, tetapi frasa yang terdiri dari
tiga kata sebaiknya mengikuti aturan teks huruf kecil semua.
E.
Membuat Gambar
Seorang
guru akan mendapati teknik dan perkakas yang bermanfaat untuk membantu guru
merencanakan dan membuat berbagai visual yang mendukung belajar.
Perkakas
Perencanaan
Story board
Pembuatan Storyboard
merupakan metode yang berguna dalam perencanaan. Teknik ini memungkinkan
seorang guru untuk secara kreatif menyusun ulang keseluruhan urutan-urutan
sketsa kecil-kecil. Story board sangatlah
bermanfaat untuk merencanakan dan menyajikan draf kasar sebuah presentasi.
Teknik
Pembuatan Huruf
Berbagai teknik pembuatan huruf bisa digunakan untuk
visual. Yang paling sederhana adalah pembuatan huruf menggunakan tangan dengan
spidol penanda yang tersedia dalam berbagai warna dan ukuran.
Menggambar,
Membuat Sketsa, dan Membuat Kartun
Seorang guru tidak harus jadi pelukis untuk bisa
menggmabar. Terdapat beberapa panduan dasar dan banyak buku bagaimana caranya
yang bisa membantu guru menyampaikan pesan secara efektif menggunakan gambar,
sketsa, dan kartu. Dengan sedikit latihan, gambar-gambar yang sederhana bisa
meningkatkan presentasi papan putih, buku petunjuk kelas, papan bulletin dan
transparan OHP.
Clip
Art
Clip Art merupakan gambar-gambar visual yang
dipersiapkan (gambar dan gambar digital) yang bisa diselipkan dalam berbagai
dokumen dan presentasi digital.
Merancang
Sebuah Visual dengan Komputer
Guru dan para siswa bisa menggunakan program
menggambar untuk tata letak dan desain serta untuk menggambar dan membuat
ilustrasi. Sebagian besar program grafis computer berisi ratusan atau bahkan
ribuan model ketikan dan gambar-gambar clipart dan bisa merekayasa gambar dalam
setiap cara yang dibayangkan. Contoh-contoh dari program tersebut adalah
Photoshop dan Adobe ilustrator
Membuat
Grafis Presentasi
Panduan untuk membuat grafis presentasi,menggunakan
perangkat lunak seperti power poin meliputi hal-hal berikut:
a. Secara cermat pilihlah jenis huruf, ukuran dan warna.
b. Gunakan latar belakang yang polos dan bewarna cerah
c. Letakkan judul berada dirata tengah atau kiri puncak
slide.
d. Gunakan komunikasi yang singkat
e. Gunakan sebuah template untuk membuat format visual
yang konsisten
f. Gunakan slide induk untuk membuat format teks yang
konsisten
g. Kurangi gambar animasi disetiap slide nya
h. Gunakan gambar yang sesuai
i.
Gunakan transisi
yang konsisten
j.
Gunakan “coustom animation” yang sederhana
k. Gunakan dengan cremate animasi untuk mendukung pesan
pengajaran ketimbang menambahkan efek dramatis kedalam presentasi.
l.
Kurangi
penggunaan suara
m. Gunakan “foters”
untuk mengidentifikasi slide.
Membuat Transparan Overhead Projektor (OHP).
Cara paling mudah menyiapkan transparan OHP yaitu
menggambar langsung pada transparan OHP menggunakan spidol. Computer telah
memudahkan pembuatan transparan OHP dan jenis visual serupa.
Dengan perangkat lunak pengolah kata apapun kita bisa
menyiapkan induk transparan OHP yang memadukan visual dan teks. Kita bisa
langsung mencetak tiap layar pada film transparan OHP yang dikhususkan untuk
digunakan pada pencetak anda.
F. Menangkap
Gambar
Fotografi
Ketika mengambil visual
menggunakan kamera, ingatlah bahwa seluruh kamera, terlepas dari ukuran, bentuk
atau jenisnya, menjalankan prinsip dasar yang sama. Cahayanya dipantulkan dari
subjek dan dilewatkan melalui bentuk lensa untuk membentuk sebuah gambar pada
alat perekam.
Cahaya mungkin berasal dari
sumber alami yaitu ( sinar matahari) atau dari sumber buatan (lampu dan flas
kamera). Alat perekam harus terkena cahaya yang cukup. Apabila terlalu banyak
cahaya gambar akan terlihat terlalu terang.
Scanner
Scanner bekerja dengan computer untuk merubah gambar visual
berbasis kertas, mislnya gambar atau foto para siswa menjadi berkas gambar
digital. Seperti halnya fotografi digital, para siswa bisa dengan cepat
menggabungkan gambar yang satu dengan gambar yang lainnya. Merekapun dapat
menggambarkan atau mengubahnya dengan menggunakan perangkat lunak yang sesuai.
Scanner
Flatbet mirip dengan mesin
fotokopi dan terhubung dengan computer dengan kabel khusus. Pengguna mengangkat
tutup scanner dan menempatkan gambar kearah bawah pada permukaan kaca.
Perangkat lunak khusus di computer yang menjalankan pemindahan gambar tersebut.
BAB III
PENUTUP
Rangkuman
Dalam penjelasan materi ini telah dibahas pentingnya
visual untuk belajar. Dimulai dengan konseppemahaman visual dan menyajikan
aspek-aspek penting dari memahami dan membuat visual. Para siswa paling baik
ketika visual digunakan dalam pembelajaran. Telah dibahas juga berbagai peran
yang dijalankan visual dan menjelaskan enam jenis visual. Bab ini pun
memberikan panduan penting baik untuk unsure-unsur visual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar